BERUANG MADU
Beruang madu
atau dalam bahasa latin disebut Helarctos malayanus merupakan spesies
(jenis) beruang terkecil dari delapan jenis beruang yang ada di dunia. Beruang
madu (Helarctos malayanus) yang suka menyukai sarang lebah (anak lebah
dan madunya) sebagai makanan favoritnya ini merupakan binatang khas (fauna
identitas) provinsi Bengkulu. Binatang pemakan madu ini juga menjadi maskot
kota Balikpapan.
Beruang madu dalam bahasa
ilmiah disebut sebagai Helarctos malayanus. Sedangkan dalam bahasa
Inggris “Malayan Sun Bear” atau “Sun Bear”. Spesies beruang
terkecil ini merupakan satwa yang dilindungi dari kepunahan secara
International. Oleh IUCN Red List, binatang pemakan lebah dan madu yang pandai
memanjat ini dalam status konservasi di
kategorikan sebagai “Rentan” (Vulnerable; VU).
1.
Ciri-ciri Beruang Madu.
Beruang madu (Helarctos
malayanus) mempunyai panjang tubuh sekitar 1,4 meter dengan tinggi
punggungnya sekitar 70 cm. Beruang madu dewasa mempunyai berat tubuh antara
50-65 kg. Dengan ukuran tubuh ini, menjadikan Beruang madu sebagai beruang
terkecil diantara jenis-jenis beruang lainnya yang terdapat di dunia.
Beruang madu berwarna
hitam, dengan bulu yang keputih-putihan atau kuning yang berbentuk “V” di
dadanya. Moncongnya berwarna lebih cerah dari warna dadanya. Beruang madu
mempunyai kuku yang panjang-panjang dan terdiri dari masing-masing lima pada
sepasang kaki depan dan belakang. Kaki depannya menghadap ke dalam dan tapaknya
licin. Dengan kukunya dan bentuk kakinya inilah Beruang madu mampu memanjat
pohon-pohon yang berbatang lurus dan tinggi dengan cepat dan mudah.
Dalam kondisi liar, usia
hidup spesies beruang terkecil ini tak diketahui. Sedangkan dalam kurungan,
beruang bernama latin Helarctos malayanus ini mencapai umur 28 tahun.
Binatang pemakan madu ini mampu bereproduksi sepanjang tahun. Beruang madu
mengandung selama 96 hari, dan menyusu selama 18 bulan. Mencapai kematangan
seksual setelah berumur 3-4 tahun.
2.
Habitat dan Makanan.
Beruang madu hidup di
hutan-hutan dataran rendah, hutan perbukitan, dan perbukitan atas sampai ketinggian
1.500 meter. Penyebarannya mulai dari Bangladesh; Brunei Darussalam, Kamboja,
China, India, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Thailand, dan Vietnam. Di
Indonesia, Beruang madu terdapat di Pulau Sumatera dan Kalimantan.
Beruang
madu walaupun termasuk ke dalam ordo karnivora (pemakan daging) tetapi bersifat
omnivora (pemakan segala), antara lain binatang-binatang kecil, burung, ayam
hutan, buah-buahan dan daun-daun tertentu terutama pucuk-pucuk palem.
Makanan yang paling
disukainya ialah sarang lebah (anak beserta madunya), oleh karena itulah
binatang ini disebut “beruang madu”. Caranya seekor beruang memangsa sebuah
sarang madu, ialah dengan memasukkan kukukuku kaki depannya ke dalam sebuah
sarang yang sudah ada madunya, lalu menjilat madu beserta anak lebah itu dari
dalamnya. Kegiatan mencari makan dilakukan pada malam hari.
3.
Konservasi Beruang Madu.
Sejak tahun 1994, Beruang
madu (Helarctos Malayanus) di kategorikan dalam status konservasi
“Rentan” (Vulnerable; VU) yang berarti spesies ini sedang menghadapi
risiko kepunahan di
alam liar. Selain itu binatang pemakan madu ini juga telah dimasukkan dalam
CITES Apendix I sejak tahun 1979.
Ancaman kepunahan terhadap
Beruang madu cukup memprihatinkan. Beruang madu banyak diburu orang karena
punya nilai jual cukup tinggi. Yang sering kali diperjualbelikan di pasar gelap
antara lain empedu, daging dan bulu dewasa. Selain itu juga Beruang madu dewasa
maupun anak-anak yang dijual sebagai binatang peliharaan.
Ancaman lain terhadap
populasi Beruang madu adalah rusaknya habitat akibat pembukaan hutan untuk
pemukiman dan perkebunan serta kebakaran hutan yang semakin mempersempit ruang
binatang pemakan madu ini.
Untuk mencegah ancaman
kepunahan, salah satunya yang dilakukan oleh Yayasan Semboja Lestari yang
bekerja sama dengan BOS (Balikpapan Orangutan Survival) yang membuat tempat
perlindungan beruang madu (Helarctos malayanus) di Kutai Kertanegara,
Kalimantan Timur. Areal seluas 58 ha ini menjadi tempat penampungan beruang
madu hasil sitaan dari masyarakat.
Semoga Beruang madu yang
merupakan spesies terkecil ini masih tetap mampu bertahan di habitatnya yang
asli. Tidak sekedar menjadi fauna identitas
provinsi Bengkulu dan maskot kota Balikpapan saja. Atau malah hanya sekedar
menjadi julukan salah satu tim sepak bola peserta ISL (Indonesia Super League),
Persiba.